Profil Desa Pandansari

Ketahui informasi secara rinci Desa Pandansari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Pandansari

Tentang Kami

Jelajahi Desa Pandansari, Wanayasa, Banjarnegara, sebuah surga agrowisata di dataran tinggi. Dikenal dengan Curug Pitu yang memukau, perkebunan teh yang subur, dan kopi arabika berkualitas, desa ini menawarkan potensi alam dan keramahan warganya yang oten

  • Pusat Agrowisata Unggulan

    Dikenal luas karena agrowisata salak pondoh, perkebunan teh yang menghampar, dan pengembangan kopi arabika berkualitas tinggi yang menjadi primadona baru.

  • Daya Tarik Alam Ikonik

    Menjadi rumah bagi destinasi Curug Pitu, sebuah air terjun tujuh tingkat yang menawarkan keindahan alam spektakuler dan menjadi magnet wisatawan.

  • Komunitas Petani Berdaya

    Perekonomian desa ditopang oleh sektor pertanian dan perkebunan yang dikelola secara turun-temurun, kini dipadukan dengan inovasi dan program pembangunan desa yang berkelanjutan.

Pasang Disini

Berada di lanskap perbukitan sejuk Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Desa Pandansari merupakan sebuah etalase hidup yang memadukan kekayaan alam, potensi agraris dan semangat komunitas yang terus bertumbuh. Jauh dari hiruk pikuk kota, desa ini menawarkan pesona otentik pedesaan Jawa Tengah yang subur, menjadikannya destinasi yang menarik tidak hanya sebagai tujuan wisata, tetapi juga sebagai contoh pengembangan wilayah berbasis potensi lokal yang patut diperhitungkan. Dengan komoditas unggulan dan keindahan alam yang memukau, Pandansari secara konsisten menegaskan posisinya sebagai salah satu desa paling potensial di kawasan dataran tinggi Banjarnegara.

Lokasi Geografis dan Demografi

Desa Pandansari secara administratif terletak di Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Wilayah ini berada di kawasan dataran tinggi yang menjadi bagian dari lereng Pegunungan Dieng, memberikan karakteristik udara yang sejuk dan tanah yang subur. Luas wilayah Desa Pandansari mencakup sekitar 4,87 kilometer persegi atau 487,03 hektar.Berdasarkan data yang dihimpun hingga tahun 2024, Desa Pandansari memiliki batas-batas wilayah yang jelas. Di sebelah utara, desa ini berbatasan langsung dengan Desa Pagergunung. Sebelah timur dibatasi oleh aliran Sungai Mrawu yang menjadi batas alam dengan wilayah lain. Di sisi selatan, Desa Pandansari bersebelahan dengan Desa Karangtengah, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Kubang.Jumlah penduduk di Desa Pandansari tercatat sekitar 5.922 jiwa yang tersebar di beberapa dusun. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya mencapai sekitar 1.216 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan pemukiman yang cukup padat untuk ukuran desa, dengan mayoritas penduduknya berprofesi di sektor pertanian dan perkebunan, memanfaatkan kesuburan lahan warisan leluhur.

Sejarah dan Asal-Usul Desa

Menurut catatan sejarah lisan yang diwariskan turun-temurun, cikal bakal Desa Pandansari tidak dapat dilepaskan dari kisah tokoh pendirinya. Konon, wilayah ini pertama kali dibuka oleh seorang tokoh bernama Ki Bromo Sari bersama putrinya, Pandan Arum. Nama "Pandansari" sendiri diyakini merupakan gabungan dari nama sang putri, "Pandan Arum," dan nama ayahnya, "Bromo Sari," sebagai bentuk penghormatan atas jasa mereka dalam mendirikan pemukiman di lereng Gunung Tugel.Pada masa lampau, Desa Pandansari dikenal sebagai lumbung padi varietas lokal unggulan yang disebut Padi Gagang. Varietas ini sangat dihargai karena ketahanannya terhadap hama dan kondisi alam, serta memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Namun seiring modernisasi pertanian dan pengenalan bibit varietas baru oleh pemerintah pada era Orde Baru, eksistensi Padi Gagang perlahan memudar karena petani beralih ke varietas dengan masa panen yang lebih singkat. Jejak sejarah agraria ini menjadi bukti bahwa masyarakat Pandansari memiliki kearifan lokal dalam mengelola sumber daya alamnya sejak dahulu kala.

Potensi Ekonomi Berbasis Agrowisata

Perekonomian Desa Pandansari bertumpu kuat pada sektor pertanian dan perkebunan, yang kini semakin dikembangkan ke arah agrowisata untuk meningkatkan nilai tambah. Iklim yang sejuk dan tanah vulkanik yang subur menjadi modal utama bagi tumbuhnya berbagai komoditas bernilai jual tinggi.Salah satu ikon utama agrowisata di desa ini yaitu perkebunan salak pondoh. Hamparan kebun salak yang dikelola oleh warga lokal menjadi pemandangan umum di penjuru desa. Pengunjung tidak hanya dapat membeli salak segar langsung dari petani, tetapi juga merasakan pengalaman memetik salak sendiri. Inisiatif ini memberikan nilai edukasi dan rekreasi yang menarik bagi wisatawan keluarga.Selain salak, Desa Pandansari juga memiliki potensi besar dalam perkebunan teh. Meskipun tidak sebesar perkebunan komersial di wilayah lain, kebun teh rakyat di sini menawarkan pemandangan hijau yang menenangkan dan menjadi latar yang indah bagi desa. Udara yang bersih dan panorama perbukitan menjadikan area ini sangat potensial untuk dikembangkan sebagai spot foto dan area rekreasi ringan.Primadona baru yang tengah naik daun ialah kopi arabika Pandansari. Ditanam di ketinggian yang ideal, biji kopi dari desa ini menghasilkan cita rasa yang khas, dengan aroma kuat dan tingkat keasaman yang seimbang. Para petani kopi lokal, yang didukung oleh pemerintah desa dan berbagai komunitas, mulai aktif mengolah dan memasarkan kopi mereka secara profesional, baik dalam bentuk biji sangrai (roasted beans) maupun bubuk. Kehadiran kedai-kedai kopi lokal sederhana di desa menjadi bukti tumbuhnya kultur kopi yang dapat menjadi daya tarik ekonomi tambahan.Kepala Desa Pandansari dalam sebuah kesempatan menyatakan, "Kami terus mendorong diversifikasi produk pertanian agar tidak hanya bergantung pada satu komoditas. Pengembangan agrowisata kopi dan salak merupakan cara kami untuk meningkatkan pendapatan masyarakat secara langsung, sekaligus memperkenalkan nama Pandansari ke khalayak yang lebih luas."

Pesona Wisata Alam Ikonik: Curug Pitu

Di luar potensi agrarisnya, Desa Pandansari dianugerahi sebuah mahakarya alam yang menjadi magnet utama wisatawan, yaitu Curug Pitu. Nama "Pitu" yang dalam bahasa Jawa berarti tujuh, merujuk pada keunikan air terjun ini yang memiliki tujuh tingkatan atau undakan. Meskipun secara administratif lokasinya sering disebut berada di perbatasan dengan desa tetangga, Curug Pitu telah menjadi ikon yang tidak terpisahkan dari Pandansari karena akses dan pengelolaannya banyak melibatkan warga setempat.Untuk mencapai setiap tingkatan air terjun, pengunjung harus melakukan trekking melalui jalur setapak yang menantang namun menyajikan pemandangan hutan tropis yang asri. Setiap tingkatan menawarkan pesona yang berbeda, mulai dari kolam alami yang dangkal di tingkat bawah hingga guyuran air yang lebih deras di tingkat atas. Tingkat tertinggi, atau curug ketujuh, menyajikan panorama paling spektakuler, di mana pengunjung dapat melihat undakan-undakan air terjun di bawahnya dengan latar belakang lembah hijau.Pengelolaan objek wisata ini dilakukan oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang bekerja sama dengan pemerintah desa. Fasilitas penunjang seperti area parkir, toilet, dan warung-warung sederhana yang menjual makanan dan minuman lokal telah tersedia. Keberadaan Curug Pitu tidak hanya memberikan pendapatan dari tiket masuk dan parkir, tetapi juga menggerakkan ekonomi warga sekitar yang membuka usaha kuliner dan jasa pemandu.

Kehidupan Sosial dan Budaya Masyarakat

Masyarakat Desa Pandansari hidup dalam tatanan sosial yang masih kental dengan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Mayoritas penduduknya yang bekerja sebagai petani membentuk ikatan komunitas yang kuat, di mana tradisi saling membantu saat musim tanam atau panen masih sering dijumpai. Keramahan warga menjadi salah satu daya tarik tak ternilai, menciptakan suasana yang hangat dan aman bagi setiap pengunjung yang datang.Dari sisi keagamaan, mayoritas penduduk memeluk agama Islam, dengan masjid dan musala yang berdiri di setiap dusun menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial. Berbagai perayaan hari besar keagamaan, seperti Idul Fitri dan Idul Adha, dirayakan dengan meriah dan penuh kebersamaan. Selain itu, tradisi budaya Jawa seperti syukuran atau "kenduri" saat hajatan tertentu masih dilestarikan sebagai bagian dari kearifan lokal.Kehidupan sehari-hari masyarakat berjalan dalam ritme yang tenang dan selaras dengan alam. Di pagi hari, para petani berangkat ke ladang atau kebun mereka, sementara aktivitas ekonomi di pasar desa mulai menggeliat. Suasana pedesaan yang otentik inilah yang menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin melepaskan penat dari kehidupan perkotaan.

Pemerintahan dan Pembangunan Desa

Pemerintahan Desa Pandansari secara aktif mengelola potensi wilayahnya untuk kesejahteraan masyarakat. Dengan dukungan Dana Desa (DD) dari pemerintah pusat serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), berbagai program pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat terus digulirkan. Prioritas utama pembangunan mencakup perbaikan akses jalan desa dan jalan usaha tani untuk mempermudah distribusi hasil panen.Selain infrastruktur fisik, pemerintah desa juga fokus pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Pelatihan bagi para petani, dukungan terhadap kelompok usaha kecil menengah (UKM) seperti pengrajin makanan olahan salak dan produsen kopi, serta pembinaan bagi Pokdarwis merupakan bagian dari strategi untuk menciptakan desa yang mandiri dan berdaya saing. Transparansi pengelolaan anggaran desa juga menjadi komitmen pemerintah desa untuk membangun kepercayaan publik.Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai tantangan seperti mitigasi bencana longsor di beberapa titik rawan terus menjadi perhatian. Melalui kerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, program-program sosialisasi dan pembangunan infrastruktur mitigasi terus dilakukan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan warga.Sebagai penutup, Desa Pandansari di Kecamatan Wanayasa bukan lagi sekadar titik di peta Kabupaten Banjarnegara. Ia adalah kanvas hidup yang menampilkan perpaduan harmonis antara karunia alam, kerja keras manusianya, dan visi pembangunan yang jelas. Dengan pilar agrowisata yang kokoh dan pesona Curug Pitu yang tak lekang oleh waktu, Pandansari siap menyambut masa depan sebagai destinasi unggulan yang menyejahterakan warganya dan memukau setiap pengunjung yang datang.